
Kanjuruhan (Kepanjen), MALANGKAB – Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada hari Sabtu malam (01/10’22), meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia persepakbolaan, terutama bagi keluarga korban.
Kejadian kerusuhan terjadi pasca pertandingan Arema FC versus Persebaya selesai, dan semua masih berada didalam Stadion Kanjuruhan. Yang mengakibatkan korban meninggal dan luka, jumlahnya 300 ratusan lebih.
Namun ada sesuatu yang kurang terperhatikan oleh semua kalangan, khususnya pihak pemerintah kabupaten Malang dan Arema FC. Ada sebuah bangunan yang dimungkinkan membawa dampak yang luar biasa, seperti tragedi tersebut.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Miskat, SH., MH. selaku Wakil Ketua DPRD Kab. Malang, yang sebentar lagi akan meraih gelar Doktor, pada saat dijumpai nusantarabersatunews.com di kediamannya, menyampaikan, “Bahwa PATUNG KEPALA SINGA, yang telah dibangun tampak tidak menunjukan seperti seekor singa, yang telah menjadi simbol dan semboyan bagi Tim Arema FC dan para suporternya”, kata Miskat.
Semestinya, didalam membangun patung icon Arema harusnya seperti hewan sungguhan, yang mencerminkan hewan yang raja hutan dan mempunyai karakter, Gagah, Garang, serta Ganas, ungkapnya.
Namun alangkah sangat disayangkan, yang dibangun hanya berbentuk kepala singa yang bermahkota. “Bisa kita lihat, bahwa patung tersebut tampak mata tertutup, mulut terkatup, yang menyedihkan lagi mulai dari telinga, badan, dan kaki terbungkus. Seperti patung singa yang dikafani”, jelasnya.
“Saya bukan ahli dalam telematika, akan tetapi kalau dianalisa, hal tersebut seakan-akan, bahwa patung kepala singa tersebut tampak murung, tidak punya semangat, dan lebih cenderung kearah sedih yang mendalam, tidak mencerminkan karakter serta jiwa seekor singa yang telah menjadi simbol Arema sejak tahun 1987 “, ulas Miskat.
Maka dari itu, saya meminta agar patung kepala singa tersebut dibongkar, dan atau dijadikan sebagai monumen untuk pengingat tragedi yang telah terjadi. Adapun para korban kerusuhan yang meninggal, namanya diukir pada monumen tersebut, tandasnya.
Guna membangkitkan semangat SINGO EDAN, maka perlu dibangunkan sebuah patung singa yang baru, yang struktur dan tekstur seperti hewan singa sesungguhnya, kata penutup Miskat yang juga sebagai pemerhati olahraga khususnya sepak bola.
Sehingga insiden seperti yang sudah terjadi, tidak terulang lagi. Kedepannya dengan dibongkar patung kepala singa, dibangunnya monumen sebagai pengingat tragedi kanjuruhan, dan dibangunnya patung singa seperti simbol arema, akan membuang puing-puing kepedihan, kembali bersemangat, serta berjaya bagi persepakbolaan bhumi Arema, khusunya Arema FC berikut suporter pendukungnya. Semoga ! Salam Satu Jiwa !!! (John)