Masyarakat Seruway Harapkan PJ Bupati Aceh Tamiang Nanti Dahulukan Penanganan Tanggul

Poto : warga Dusun Kenangkung saat bahu - membahu menambal sisi atas tanggul dangan menggunakan karung yang diisi dengan pasir atau tanah. Dok : [NUSANTARABERSATUNEWS.COM/Afrizal]

ACEH TAMIANG, ACEH | NUSANTARABERSATUNEWS.COM –  Masyarakat Kecamatan Seruway harapkan kepada Penjabat (PJ) Bupati Aceh Tamiang nanti dalam pembangunan di dahulukan penanganan tanggul.

Selama ini tanggul yang rusak di Kecamatan Seruway tak ada upaya yang serius dilakukan untuk penanganan atau perbaikannya.

Akibatnya, saat air sungai Tamiang naik tinggi, air sungai menyeberang di sisi atas tanggul di beberapa Kampung di wilayah Kecamatan Seruway.

Salah satunya dapat dilihat di tanggul Dusun Kenangkung, Kampung Muka Sei Kuruk.

Datok penghulu beserta masyarakat dan dibantu para pemuda ketika pasca banjir lalu (2/11/2022), bahu-membahu menambal sisi atas tanggul menggunakan pasir atau tanah yang diisi kedalam karung.

Hal ini dilakukan agar air sungai Tamiang tak lagi menyeberang di sisi atas tanggul dusun itu.

Padahal menurut prediksi, biaya penanganan tanggul di Dusun Kenangkung dengan cara menambah ketinggian nya kurang lebih berkisar Rp.600.000.000 (enam ratus juta rupiah).

Prediksi ini diambil dari Dana peninggian tanggul itu sebelumnya.

Sebelumnya sebagian tanggul beton itu sudah dilakukan peninggian dengan cara ditambah ketinggiannya diatas tanggul.

Namun hanya separuh dari panjang tanggul beton itu yang dilakukan penambahan.

Misalnya, kalau tanggul panjangnya 700 meter, dilakukan penambahan peninggian hanya 350 meter pada kala itu, tahun 2018.

Dilihat dari pagu plang proyeknya, kala itu tak telalu besar juga menelan anggaran berkisaran kurang lebih Rp.250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah) .

Namun pekerjaan penambahan ketinggian tanggul Dusun Kenangkung tersebut tak lagi dilanjutkan sampai dengan saat ini.

Padahal tanggul di bagian hulu yang dilakukan penambahan tingginya tersebut posisi tanahnya tinggi.

Seharusnya, titik awal penambahan ketingian tanggul itu, dimulai dari hilir tidak dimulai dari hulu.

Karena tanggul di bagian hilir kondisi tanahnya rendah otomatis posisi tanggul di bagian hilir lebih rendah dari pada tanggul bagian hulu.

Alhasil, ketika pasca bencana banjir yang terjadi pada November lalu, hampir 90% rumah warga di dusun itu terendam banjir, kedalaman berkisaran 90 centi meter hingga 1 meter.

Disebabkan air sungai Tamiang menyeberang sisi atas tanggul dusun tersebut.

Datok Penghulu (kepala desa) Kampung Muka Sei Kuruk mengatakan sebelumnya dirinya sudah mengusulkan ke Dana Desa untuk perbaikan tanggul namun pengusulan tersebut ditolak oleh dinas terkait.

“Kemarin itu, saya dan beberapa kampung lain yang tanggul nya rusak, sudah membuat pengusulan ke Dana Desa untuk perbaikan tanggul yang rusak, sebanyak 25 juta,”kata Alfian, Datok Penghulu Kampung Muka Sei Kuruk, dan juga selaku ketua Forum Datok di kecamatan itu, ketika pasca banjir itu terjadi (2/11/2022) lalu, di Dusun Kenangkung.

“Usulan itu ditolak sama pihak terkait, apa mau kita buat lagi, bukan kita yang membuat kebijakan, mereka yang buat,”ujarnya.

Salah seorang warga di dusun itu meminta kepada Penjabat Bupati Aceh Tamiang nanti agar kiranya dapat memperbaiki tanggul di wilayah Kecamatan Seruway yang rusak terutama tanggul di Dusun Kenangkung itu.

Karena dia menyebut, rumah warga di Dusun Kenangkung sangat terlalu dekat dengan tanggul dan bila tanggul diperpaiki sebaik mungkin, rasa takut dan khawatir terhadap air sungai naik akan hilang dan manfaat dari pembangunan juga dapat langsung dirasakan oleh masyarakat.

“Saya berharap kepada bapak PJ Bupati Aceh Tamiang nanti agar dapat memperbaiki atau menanbah ketinggian tanggul yang rendah di Kecamatan Seruway ini terutama tanggul di dusun kami ini,”harap warga itu.

“Hampir 90% rumah kami di dusun ini dekat dengan tanggul, kalau tidak ditambah ketinggian tanggul ini, bagaimana nasib kami nanti bila mana datang banjir yang lebih besar lagi,”kata warga dusun itu menyampaikan keluh kesah sembari berharap kepada PJ Bupati Aceh Tamiang nanti dapat memperbaiki tanggul di dusunnya itu.

Hal serupa juga terjadi di tanggul Kampung Tangsi Lama masih di kecamatan itu.

Di pasca bencana banjir yang terjadi pada 2 November lalu, air sungai tamiang juga menyeberang di sisi atas tanggul kampung itu.

Selanjutnya sisi atas tanggul tersebut tergerus dan aliran air masuk semakin lama semakin deras dan bertambah besar.

Sehingga dalam waktu tak lama kondisi ketinggian air banjir di Kampung Tangsi Lama, kala itu cukup lumayan tinggi.

Hampir 90% rumah warga di kampung itu terendam banjir.

Diperkirakan sebanyak kurang lebih 90% warga kampung itu terpaksa mengungsi di tempat pengungsian banjir yang sudah disiapkan.

Bahkan sebagian warga ada yang mengunsi di masjid dan di tempat sanak saudara – saudara mereka.

Selain itu, air sungai yang menyebarang di sisi atas tanggul Kampung itu mengalir di Kampung Pekan Seruway.

Alhasil rumah warga Kampung Pekan Seruway ikut terendam banjir termasuk pusat perkotaan Pekan Seruway juga ikut terendam banjir akibat aliran air dari Kampung Tangsi Lama tersebut.

Datok Penghulu Kampung Pekan Seruway mengatakan, air yang menggenangi Kampung Pekan Seruway air dari Kampung Tangsi Lama.

“Air ini berasal dari Kampung Tangsi, sebelumnya, Seruway tak pernah tergenang air banjir,”ucap Basir, Datok Penghulu Kampung Pekan Seruway itu.

Seharusnya, sebelum terjadi pasca banjir ini, dua tahun kebelakang, Pemerintah Daerah melakukan penanganan terhadap tanggul yang membutuhkan penanganan di wilayah Seruway.

Soalnya, kerusakan tanggul berdampak bukan hanya kepada warga yang bermukim di bantaran sungai itu saja,

Melainkan kepada warga kampung sekitar juga merasakan dampaknya terutama kepada masyarakat banyak bahkan dapat menelan korban jiwa.

Jadi, lanjut pembahasan, mangapa tidak berpola berpikir seperti itu!!??

Apa tidak tahu berpola pikir seperti itu atau pura-pura tidak tahu sama sekali !!??

Apa sebaliknya tahu tetapi anggaran habis membangun bangunan di instansi lain untuk menutup luka agar tidak di korek berdarah lagi!??

Dari penelusuran Jurnalis nusantarabersatunews.com, banyak menemukan pristiwa atau kebijakan yang bukan kepentingan masyarakat dilalukan

Contohnya, membangun bangunan di instansi lain bermilyaran !!?

Sedangkan kantor yang tidak ada gedung kantor nya masih ada di kabupaten itu dan kisahnya masih numpang disalah satu tempat yang bersejarah.

Seharusnya anggaran nya digunakan untuk bangun gedung kantor tersebut bukan membangun kantor di instansi lainnya tak ada sangkut pautnya.

Memang tidak ada aturan yang mengatakan tidak boleh.

Akan tetapi agak terasa janggal dan penuh pertanyaan kenapa itu mesti dilakukan disaat pembangunan daerah banyak yang bersifat penting belum dibangun.

Ada apa ini!?? Ada apa dengan Aceh Tamiang !??

Ada lagi, ketika Dana Desa diusulkan Rp 25 juta untuk perbaikan tanggul untuk kepentingan masyarakat banyak, ditolak.

Bersifat tidak kepentingan masyarakat dan tidak mudarat terjadi kepada masyarakat sengaja diusulkan seperti bimtek beberapa bulan yang lalu.

Bukan main, 10 juta/ kampung dikeluarkan dari Dana Desa untuk bimtek kala itu,

kali 113 Kampung, total Rp 1.130.000.000 (satu milyar seratus tiga puluh juta rupiah) bukan tanggung besar menelan anggaran.

Walaupun pihak instansi yang tercantum di surat undangan tersebut cuma Kepala Desa yang ikut, namun tetap juga dijalankan.

Lagi – lagi ada apa ini dengan Aceh Tamiang.[Afrizal]

Share